Rabu, 08 Mei 2013

Tugas Psikolinguistik

Analisis Psikolinguistik pada Tulisan di SD dan SMP




Identitas Sekolah:
- Nama Sekolah      : SD Negeri Langenharjo 02
- Alamat                  : Jl. Langenharjo - Baki No. 2, Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
- Foto diambil pada :
       hari/ tanggal      : Sabtu/ 4 Mei 2013
       pukul                : 10.00 WIB


Berdasarkan tulisan ini, pada kata “Belajar dan Belajar”, terkesan ada unsur pemaksaan apabila ditafsirkan oleh anak SD karena mereka berpikiran bahwa kegiatan belajar itu hanya di sekolah. Mereka berpikiran bahwa kegiatan mereka di sekolah adalah belajar dan terus belajar. Akan tetapi, jika di analisis dari pikiran, perasaan, dan pengetahuan penulis dapat diartikan bahwa Tugas utama sebagai seorang siswa adalah belajar dan terus belajar. Belajar dalam artian tidak hanya belajar di sekolah, tetapi belajar dalam konteks yang lebih luas yaitu belajar dalam segala hal. Dari tulisan ini juga dapat ditafsirkan bahwa kita tidak boleh berhenti belajar, karena hakikat hidup ini adalah untuk belajar.



Penulis memberikan suatu nasehat kepada para pembaca, khususnya di sini adalah anak SD bahwa kecerdasan bukan segala-galanya. Kecerdasan tidak ada artinya apabila tidak diimbangi dengan sopan santun. Orang lain akan lebih menghargai kita karena perilaku baik yang kita miliki.





Identitas Sekolah:
- Nama Sekolah      : SMP Negeri 2 Kartasura
- Alamat                  : Jl. Achmad Yani No. 320 Pabelan Kartasura Telp. 0271-715571 KP 57162
- Foto diambil pada :
       hari/ tanggal      : Selasa/ 7 Mei 2013
       pukul                : 07.45 WIB

 
Pepatah jawa ini maknanya luar biasa, yang artinya janganlah mengaku bisa, tetapi seharusnya kita menjadi orang yang tahu diri. Penulis memberikan pesan kepada pembaca bahwa kita tidak boleh sombong, tetapi jadilah orang yang dapat memposisikan diri dan tidak berbuat seenaknya sendiri karena ada  norma-norma sosial yang harus kita patuhi.





Tulisan ini mengandung pesan bahwa untuk maju diperlukan kesatuan pikiran dan pandangan agar dapat mencapai tujuan bersama. Akan tetapi, tulisan ini mengandung makna lain karena tulisan ini ditempel di dekat ruang perpustakaan, yaitu jika kita bersama-sama mau meningkatkan pengetahuan kita dengan membaca, kita dapat bersama-sama mencapai kesuksesan/ membuka cakrawala dunia.

Rabu, 11 Juli 2012

Tugas Mata Kuliah Membaca Komprehensif

Resensi Novel Negeri 5 Menara


Pengarang       : A. Fuadi
Tahun Terbit    : 2010
Judul Buku      : Negeri 5 Menara
Kota Terbit      : Jakarta
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku      : 423
ISBN               : 978- 979-22-4861-6


Keikhlasan, sebuah kata yang hampir tidak asing di telinga kita. Keikhlasan merupakan satu kata sederhana dan penuh makna. Namun, tidak mudah untuk menerapkannya dalam kehidupan kita. Satu kata inilah yang mendasari kisah dalam novel Negeri 5 Menara. Dalam novel ini diceritakan bahwa keikhlasan kunci utama untuk menjalani bahtera kehidupan.
Alif Fikri, dialah tokoh utama dalam Novel Negeri 5 Menara, seseorang yang merasakan betapa indahnya kehidupan apabila disertai dengan keikhlasan. Berawal dari keputusan setengah hatinya untuk masuk ke Pondok Madani yang terletak di sebuah desa terpencil di Ponorogo, Jawa Timur oleh saran pamannya Pak Etek Gindo. Setelah lulus SMP, Alif mempunyai keinginan untuk masuk ke sekolah favorit yaitu SMA Negeri  I Bukittinggi. Akan tetapi, Amaknya tidak menyetujui. Amaknya menginginkan dia melanjutkan ke sekolah agama agar menjadi seorang ulama yang baik.
Alif berpikir bahwa penghuni pondok cenderung orang-orang yang mempunyai kekurangan dalam akademiknya, tetapi ternyata untuk dapat menjadi siswa PM harus bersaing dengan ribuan orang, sedangkan yang diterima tidak sebanyak orang yang mendaftar. Setelah melewati serangkaian ujian, dia salah satu orang yang beruntung yang diterima ke PM. Tidak seperti yang dia bayangkan bahwa kegiatan di PM hanyalah mengaji dan mengaji. PM adalah sebuah pondok modern, dengan kegiatan khas pondok tetapi ada beberapa kegiatan yang disediakan pondok untuk mengembangkan bakat siswa.
Memang butuh waktu yang cukup lama bagi Alif Fikri untuk menyesuaikan diri di PM. Seketika, keterpakasaan ini berubah menjadi sebuah anugrah bagi Alif Fikri. Di PM dia menemukan lima orang sahabat. Mereka adalah Said, Raja, Atang, Dulmajid, dan Baso. Persahabatan ini mereka sebut dengan Sahibul Menara, karena tempat favorit mereka selama di PM adalah di bawah kaki menara yang terletak di samping kanan masjid. Ustad-ustad yang ia temui di PM pun mampu merubah jalan pikirannya yang sempit mengenai kehidupan di PM. Salah satunya adalah Kyai Rais, beliau adalah pemimpin PM. Dengan mantera ajaib bahasa Arab “Man Jadda Wa Jadda” artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Mantera ini berhasil memotivator seluruh siswa PM. Kata mutiara yang sederhana tapi kuat. Selain itu, ada juga Ustad Salman yang mampu membakar semangat Alif.
Berbagai peristiwa yang di alami Alif Fikri selama di PM. Terkadang konflik batin ia rasakan sehingga dirinya menjadi lemah tak berdaya. Terutama ketika ia menerima surat dari Randai, sahabatnya yang berada di Maninjau. Cerita-cerita dari Randai mengenai keberhasilannya setelah lulus SMP, Randai diterima di SMA Negeri I Bukittinggi dan kuliyah di ITB, seperti cita-cita Alif, tetapi tidak dapat ia raih. Hal ini, mengoyak hatinya hingga tak berdaya.
Berkali-kali, ia dan Sahibul Menara mendapat hukuman dari bagian keamanan pondok. Suka dan duka ia rasakan bersama lima sabahatnya. Di bawah menara masjid PM, mereka merangkai mimpi dan berusaha untuk mengejar mimpi-mimpi mereka. Namun, kesedihan yang mereka rasakan ketika salah satu sahabatnya harus pergi dari PM dan kembali ke kampung halaman sebelum ujian Akbar dilalui. Baso harus merawat neneknya yang sedang sakit, sebagai wujud baktinya kepada neneknya setelah orang tuanya meninggal.
Pada akhirnya, Sahibul Menara berhasil meraih mimpinya masing-masing, sesuai impian mereka ketika mereka saling bercerita di menara masjid. Setelah lulus dari PM, mereka memilih jalan hidup mereka masing-masing. Alif berhasil mengunjungi kota impiannya di Washington DC. Setelah beberapa tahun berpisah, beberapa Sahibul Menara yaitu Alif, Raja dan Atang, mereka bertemu di London. Sedangkan Said dan Dulmajid, mereka berdua mendirikan sebuah pondok ddengan semangat PM di Surabaya.
Penulis Novel Negeri 5 Menara ini memang hebat, ia mampu menyihir para pembaca. Penyajiannya yang terkesan menarik karena penggunaan diksi yang tepat untuk mengungkapkan setiap imajinasinya. Dengan ketepatan diksi akan mengahasilkan bahasa-bahasa yang indah. Novel ini adalah novel yang bagus dan layak dibaca karena novel ini adalah novel yang inspiratif. Novel ini berisi motivasi, optimisme, dan perjuangan. Banyak petuah yang dapat pembaca peroleh dari novel ini, dapat mengobarkan semangat hidup. Penokohan dalam novel ini digambarkan secara jelas baik secara fisik maupun perwatakannya. Walaupun alur yang digunakan adalah alur campuran dan sedikit rumit, tetapi mudah untuk dipahami oleh pembaca.
Namun, dibalik novel yang nyaris sempurna ini terdapat beberapa kelemahan. Tokoh-tokoh pendukung dalam novel ini terlalu banyak, sehingga pembaca akan sedikit bingung apabila mencoba mengingat kembali setelah membaca, siapa saja yang berperan dalam novel ini. Selain itu, novel ini terlalu banyak bahasa-bahasa yang mungkin tidak semua pembaca akan memahami artinya, seperti penggunanaan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Melayu. Akan tetapi, dengan banyaknya bahasa asing ini, tidak akan mempersulit pembaca untuk menemukan makna/ maksud dari kisah ini.

Sabtu, 09 Juni 2012

Tugas Mata Kuliah Membaca Komprehensif

REPRODUKSI KARYA ILMIAH

A. Teks Asli

POLA ASUH ANAK DALAM KELUARGA MISKIN
DI PEDESAAN DAERAH TINGKAT II KABUPATEN SLEMAN

Oleh :
Rubino Rubiyanto
FKIP UMS

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola asuh anak dari keluarga miskin di daerah pedesaan. Pola asuh anak yang dimaksud mencakup (1) merawat dan mengasuh anak, (2) mendidik dan mengarahkan perilaku anak, (3) menanamkan kebiasaan pada anak, (4) melatih kedisiplinan, (5) menentukan keberhasilan pendidikan anak di masa depan. Data dalam penelitian kualitatif ini dikumpulkan dengan menggunakan In –depth interview.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (a) perawatan dan pengasuhan anak dilakukan sejak dalam kandungan. Perawatan bayi dilakukan oleh mbah dukun. Selanjutnya, perawatan dan pengasuhan anak menjadi tanggung jawab ibu sedang bapak bekerja mencari nafkah, (b) dalam mendidik dan mengarahkan perilaku anak orang tua menerapkan aturan, nasehat, perintah, dan latihan keterampilan, (c) menanamkan kebiasaan yang baik dimulai sejak anak berumur 4 tahun.

Kata kunci: pola asuh anak, kebiasaan, dan latihan.


 
B. Reproduksi

ABSTRAK
POLA ASUH ANAK DALAM KELUARGA MISKIN
DI PEDESAAN DAERAH TINGKAT II KABUPATEN SLEMAN

Rubiyanto, Rubino. 2002. “Pola Asuh Anak Dalam Keluarga Miskin
Di Pedesaan Daerah Tingkat II Kabupaten Sleman”. Dalam Jurnal Varidika, Vol. 14, Nomor 24, Juni 2002, 33-40.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola asuh anak dalam keluarga miskin di pedesaaan Daerah Tingkat II Kabuapten Sleman, meliputi: cara orang tua dalam merawat dan mengasuh anak, mendidik dan membimbing anak, penanaman kebiasaan yang baik dan benar sesuai kaidah atau norma yang berlaku dan penanaman kedisiplinan pada anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi  tingkat pencapaian keberhasilan anak khususnya dalam bidang pendidikan. Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis model alur, yaitu: reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perawatan dan pengasuhan anak dilakukan sejak dalam kandungan dan perilaku orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam kandungan, khususnya dalam pembentukan karakter anak. Selanjutnya, dalam mendidik dan membimbing anak, orang tua mengajari anak agar dapat bertatakrama dengan baik dan benar terhadap orang yang lebih tua. Bahkan, orang tua juga menanamkan kedisiplinan pada anak sejak usia dini, dengan tujuan agar anak mempunyai kepribadian yang baik, sehingga hal ini dapat menunjang keberhasilannya di masa depan.

Kata kunci: pola asuh anak, kebiasaan, dan latihan.